Kamis, 10 April 2014

Cerita dalam sebuah Rumah

Baru kali ini aku merasakannya lagi setelah sekian lama tidak bersentuhan dengan masyarakat langsung. Baru kali ini rasanya senang mendengar mereka sangat berterima kasih dengan adanya kami. Akhirnya aku sampai pada titik senang mengerjakan apa yang aku lakukan sekarang. Sampai pada titik dimana aku melakukan semuanya seperti bermain-main tanpa ada beban sama sekali, tanpa berpikir bahwa aku sedang bekerja. Mungkin ini yang pernah seseorang bagikan padaku. Kita bekerjadengan ikhlas melakukan apa yang kita sukai. terlebih lagi kita di bayar, itu akan jadi perasaan bahagia berkali-kali lipat.
"Saya senang sekali waktu kakak menelpon saya, mengatakan bahwa rumah saya akan dibedah, rasanya hati ini sangat bersyukur pada tuhan"kata Bu Aisyah salah satu Household kami untuk program Batam Build Habitat For Humanity Indonesia Cabang Batam. Aku sangat tersentuh pada saat aku berkunjung kerumah sementara disuatu kesempatan saat kami membangun rumah dengan Volunteer dari Singapura. Beliau mengatakan bahwa beliau sudah tidak punya suami lagi sejak tahun 1992, hidup hanya bersama dengan seorang anak laki-laki dan perempuan. Dan saat ini hanya tinggal anak lelakinya, dimana anak perempuannya baru meninggal 4 bulan yang lalu. Betapa menyedihkan hidup mereka seperti sudah jatuh tertimpa tangga. Air mata sang ibu pun tumpah saat aku menanyakan hal tersebut padanya. Entah bagaimana seakan kehidupan sangatlah tidak adil untuknya. Bekerja sehari-hari sebagai pembantu rumah tangga, hidup di gubuk yang jika dilihat sangatlah tidak layak, aku sangat senang bisa menjadi bagian dari orang yang membantunya. Semoga ini bisa berlanjut terus, semoga kami bisa membantu mewujudkan kelayakan papan bagi sesama. Aku  senang bisa melakukan hal yang baik tujuan yang baik, , menggunakan ilmu yang kumiliki untuk membantu mewujudkan hal yang baik.
Everything start from home.....