Sabtu, 28 Juni 2014

 Photo
Surabaya, Hangat dan Bersahabat
Perasaan ini sudah muncul saat pertama kali kaki ini menginjakkan kaki di Surabaya, kota persinggahan beberapa hari ke depan. Baru sampai aku sudah ikut salah satu seminar dari media arsitektur terkenal di Jakarta. Sebelumnya hampir tidak pernah aku merasakan esensi dari suatu kota dengan berjalan-jalan sendiri menikmati keindahannya. Tapi kali ini akhirnya aku bisa menikmatinya dengan sangat baik.
Surabaya dengan berbagai problematikanya, mengundang sebuah decak kagum untukku. Sebuah kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta ibukota negara ini, Surabaya berdiri megah dengan kekinian dan kelampauan yang melebur menjadi satu. Kota berlambang ikan dan buaya dapat membuatku nyaman berjalan-jalan diantaranya. 
Berjalan di malam hari, ditemani kerlip lampu kutemukan konsep kantor pos yang jauh dari kesan membosankan di sini. Dengan konsep warna kuning dan oranye yang masih mendominasi aku menikmati konsep bangunannya dari luar. Lebih terlihat seperti cafe daripada sebuah kantor pos. Kesan kaku, tua, lama tidak ada sama sekali di kantor pos ini. Yang ada hanya anak-anak muda yang menikmati indahnya malam sambil bercengkarama dengan kawan-kawannya. Sungguh menginspirasi.
Kantor pos Surabaya
Ada yang menarik dari tulisan kantor pos saat aku tiba. Tambahan coffe tofee menambah kesan asyik menyenangkan dan anak muda dari desainnya yang kekikian. Terasa seperti cafe jaman Belanda dengan gaya arsitekturnya yang klasik, hanya saja suasananya lebih modern.
 
Papan Pengenal Kantor Pos
Beranjak dari kantor pos, terasa Surabaya sebagai sebuah kota yang terorganisir. gedung Pemuda Surabaya yang memuat informasi tentang wisata di kota Surabaya, jalur pejalan kaki yang nyaman, gedung balaikota yang dihiasi dengan air mancur dengan waktu meluncur di saat yang berbeda. Dan 2 nak kecil bermain dengan riangnya diantara riak air mancur yang meluncur ke atas tanpa memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Sungguh pemandangan indah dan langka yang aku temukan. Ternyata makin banyak ruang publik, membuat masyarakat semakin senang, menambah tempat interaksi antar warga yang satu dengan lainnya. Mungkin itulah juga salah satu alasan Walikota Surabaya membuat taman yang indah, memperbanyak area publik, untuk mendukung aktivitas warga kota Surabaya agar tidak jenuh dengan rutinitas dan suasana perkotaan yang sibuk.
Tapi yang terindah dari semuanya adalah suasana kali di malam hari yang memancarkan keromantisan bagi pengunjungnya. Kelip lampu dengan sinar kuningnya yang temaram menambah suasana hangat dari kota. Berjalan di sekitar kali bukan suatu kegiatan yang membosankan. Mendengar deru aliran air membuat hati menjadi bersemangat. Dan yang lebih baik lagi kali tanpa sampah, tanpa bau, dan tidak kotor. Sungguh Surabaya telah berevolusi menjadi sebuah kota yang ramah untuk penduduknya.
Photo
Suasana malam hari di sekitar sungai

Dan yang tidak akan pernah terlupa adalah testimoni masyarakat tentang Surabaya. Tentang walikotanya, tentang apa yang telah diperbuat. Sebuah pengorbanan, sebuah ketulusan, sebuah pengabdian yang sulit dicari di masa sekarang ini dari masyarakat kita. Sebuah pengakuan dari seorang ibu penjual kopi di pinggir jalan. "Dia itu tulus, mau membantu rakyat, programnya di kampung kota Surabaya berjalan dengan baik, sebuah teladan yang patut di tiru, kerja, kerja, dan ibadah". Sebuah pernyataan yang menggelitik batin saya tentang arti ketulusan untuk bekerja.
Salam hangat untuk Surabaya